Cerita Horor #10 BONEKA SERAM HELLO KITTY
"BONEKA SERAM"
Perkenalkan, namaku Rona, cewek, Aries, usia saat ini 17 tahun. saat ini aku duduk dibangku SMA kelas 11, di sebuah SMA swasta favorit di kota X, kota kelahiranku. Aku mau berbagi cerita horor dan seram yang aku alami, beberapa minggu setelah pesta ulang tahun ke 17 ku.
Dan semua berawal dari kado yang diberikan pacarku. Jadi begini ceritanya.. Beberapa minggu yang lalu aku baru saja merayakan ulang tahun ke 17 ku. Sweet seventeen gitu ceritanya. Aku seneeeeng banget.
Hampir semua temen temen akrabku datang pas hari ulang tahunku. Papa mamaku memang sengaja mengadakan acara besar-besaran di ulang tahunku kali ini. Kata mereka, nggak papa lah, kan sweet seventeen.
Lagian ulang tahun ke 17 kakakku, kak Anisa, pun diramein besar-besaran, masak aku nggak.
Aku sih sebenernya nggak masalah, ultah ke 17 ku dirayain biasa aja, tapi dirayain besar-besaran juga nggak papa, seneng juga.
Yang tambah seneng, pas pesta ulang tahunku, temen sekelasku, si Bondan, cowok paling cakep di SMAku, hehe.. setidaknya begitu menurut penilaianku dan temen-temen geng aku, nembak aku jadi pacarnya. wow.. rasanya ini kado terindah di ultahku.
Aku pun nggak malu malu menjawab iya saat dia tanya mau nggak aku jadi pacarnya. Papa mama cuman senyum senyum aja waktu itu. Kayaknya nggak keberatan sama sosok cowok seperti Bondan.
Yang lebih manis, Bondan ngasih kado buat aku, sebuah boneka Hello Kitty besar. Hampir semua temen-temen akrabku tahu betul kalo aku suka banget sama karakter Hello Kitty. Hampir di semua hal dikehidupanku, berbau Hello Kitty.
Ya bukuku, tasku, selimutku, cat kamarku, casing hpku, dan masih banyak lagi, hampir semua bermotif Hello Kitty.
TAPI... Semua hal menyenangkan itu berubah jadi menyeramkan dan menakutkan satu minggu setelahnya. Di suatu malam, sekitar jam 11 aku masih asyik emnghabiskan waktu dengan nonton TV bersama Kak Anisa. Papa dan mamaku sudah tidur.
Waktu itu kami sedang asyik nonton siaran langsung konser musik salah satu band musik lokal terkenal favorit kami. Tiba tiba kak Anisa mengecilkan volume tv dan berkata ke aku. "Dek, kamu dengar nggak?" tanya kak anisa pelan. "Denger apa kak?" jawabku.
Akupun ikut memasang kuping, supaya dengar suara yang dimaksud kak Anisa. Dan benar, ada suara berisik, tapi suara apa suara siapa? Papa dan mama udah tidur, tinggal aku sama kakakku yang masih begadang.
"Kayaknya dari kamar kamu dek." kata kak anisa sambil mendorong bahuku, menyuruh ke kamar. . "Sana gih, di cek. Jangan jangan kucing masuk, atau malah tikus ke kamar kamu dek,hiii.. sana sana.. dicek dulu.. " kata kak anisa sambil mendorong bahuku yang sedari tadi malas beranjak.
Aku coba mendengarkan sekali lagi. Dan betul, sepertinya suara itu dari kamarku. Tapi kami berdua waktu itu lumayan heran. Suara berisik yang ada seperti suara orang ngobrol. Tapi, siapa yang ngobrol? Aku yakin nggak ada siapapun lagi di kamar aku. Bahkan di rumahku.
Selain aku, kak Anisa, papa dan mamaku. Mendadak bulu kuduk aku merinding, dan aku mulai merasakan takut. Aku peluk kak Anisa dan bilang, "Temenin yuk kak..aku takut nih ngecek sendiri.."
"Alaaah, gitu aja takut dek.. paling paling itu suara berisik kucing masuk kamar kamu.. sana gih, tengok bentar.. " kata kak anisa memaksa. Tapi aku tetap nggak mau ngecek sendiri.
Dan akhirnya kak Anisa berdiri dari duduknya dan menggandeng tanganku, "Ayok kakak temenin, buruan, mumpung lagi iklan di TV.." kata kak anisa sambil menarik lenganku.
Kami berdua pun berjalan pelan menuju kamarku. Suara berisik itu semakin mengeras. Benar-benar seperti orang lagi ngobrol. Aneh.. sesampainya di depan pintu kamar, aku buka pelan-pelan dan mendadak suara berisik itu hilang. Aku dan kak Anisa masuk ke kamar.
Cahaya lampu waktu itu sedikit temaram, karena sebelumnya aku hanya menghidupkan lampu tidur aja. Setelah aku hidupin lampu utama di kamar, cahaya terang benderang pun menyinari seisi kamar.
Pandanganku dan kakakku memutar dari ujung kiri ke kanan, memandangi isi kamar. sesekali kami mengok bareng di dibawah tempat tidur. Dan di dalam lemari pakaianku. Dan.. tidak ada apa apa.. Semuanya terlihat normal..
Pandanganku tertuju ke pojok kamar, di dekat meja belajar. Di sana tampak tergeletak dua buah boneka hello kitty besar kado ultah pemberian Bondan.
Sepertinya jatuh dari tempat biasanya aku taruh, yang biasanya aku taruh di atas kasur tempat tidurku, terjatuh ke lantai dan menggelinding ke pojokan kamar.
"Mungkin ini sumber berisiknya tadi." pikirku. Saat aku bilang ke kak Anisa, diapun mengangguk sepertinya setuju dengan perkataanku. Segera aku angkat kedua buah boneka Hello Kitty itu dan aku taruh lagi diatas kasur tempat tidurku.
Saking besarnya keduanya tampak berdesak desakan memenuhi tempat tidurku.
Aku tutup rapat kamarku, dan bersama kak Anisa kami kembali ke ruang TV, melanjutkan menonton acara musik.
Sudah sekitar satu setengah jam acara berlangsung, masih terseisa setengah jam an lagi. Saat asyik menonton, aku mendadak ingat sesuatu. Sesuatu yang langsung membuat aku terdiam, kaku, dan rasa takut yang amat sangat, langsung aku rasakan.
Kak Anisa yang berada tepat disampingku, menatap berulang kali ke arahku yang masih ketakutan, dan menepuk bahuku. "Kamu kenapa dek, kayak orang kesurupan aja, bengong?" tanya kak Anisa heran. Aku nggak menjawab sepatah apapun.
Rasanya waktu itu aku mau berteriak tapi entah kenapa tidak ada satu suarapun yang keluar dari mulutku. Aku hanya terdiam dengan penuh rasa takut. Disampingku, kak Anisa berulang kali menggoyang goyang badanku dan berkata dengan kerasnya.
"Kamu ngapa sih dek, jangan nakut-nakutin kakak deh, ngapain lo bengong gitu?" sekuat tenaga aku berusaha menjawab, meskipun akhirnya hanya suara lirih yang bisa keluar. Tapi aku yakin kak Anisa masih bisa mendengarnya.
"Kak, aku baru ingat sesuatu.. Boneka di kamar kak.." kataku lirih. "Iya, kenapa bonekanya?" tanya kak Anisa penuh keheranan. "Itu boneka pemberian Bondan." lanjutku lirih. "Iya kakak tahu," potong kak Anisa.
"TAPI.. " kata-kataku terhenti saat kami berdua mendengar suara berisik itu lagi, dari kamarku.. seperti suara orang ngobrol.. dan aku pun semakin takut, lidahku kelu dan bibirku bergetar, detak jantungku berdegup kencang.
Aku lemas dan tidak bisa menggerakkan seluruh badan aku saking takutnya.. "Tapi kenapa dek?" tanya kak Anisa mulai ikut ketakutan, sepertinya diapun mulai merasakan apa yang membuat aku ketakutan.
Suara TV pun dikecilin sampai tidak ada suaranya. "Bondan hanya ngasih aku satu buah boneka Hello Kitty kak, bukan dua buah, seperti yang ada di dalam kamar tadi.. aku nggak tahu yang satunya lagi boneka siapa, atau boneka apa.." jawabku lirih seperti sebuah bisikan.
Tapi aku yakin kak Anisa masih bisa mendengarnya.. Kami berduapun saling menatap, tetap terdiam, kaku tidak mampu menggerakkan badan kami, ketakutan.. Dan dalam keheningan yang menyeramkan itu, suara berisik seperti orang ngobrol itu kembali datang dari arah kamarku.
- TAMAT -
Buat teman-teman yang mau membawakan cerita ini di channel youtubenya, kami kenakan fee Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) per cerita. Bisa dibayarkan melalui link ini: teer.id/hororpsikologis. Terima kasih.. Sukses selalu channelnya..
#ceritahoror #ceritahorror #ceritaseram #ceritaserem #ceritamistis #ceritamisteri #kisahhoror #kisahhorror #kisahseram #kisahserem #kisahmistis #kisahmisteri #hororindonesia #horrorindonesia #seramindonesia #seremindonesia #mistisindonesia #misteriindonesia #pengalamanhoror #pengalamanhorror #pengalamanseram #pengalamanserem #pengalamanmistis #pengalamanmisteri #perjalananhoror #perjalananhorror #perjalananseram #perjalananserem #perjalananmistis #perjalananmisteri

Komentar
Posting Komentar