Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

#70 CERITA HOROR SUNDEL BOLONG

Gambar
SUNDEL BOLONG. Sore itu, udara di pinggir sungai terasa sejuk, namun lembap. Ratih, seorang ibu muda yang sedang mencuci pakaian, duduk di sebuah batu besar yang rata. Gerakan tangannya teratur, mengucek pakaian satu per satu, sementara pikirannya melayang memikirkan putranya, Budi, yang sedang bermain di rumah. Ia sudah terbiasa dengan rutinitas ini. Sungai yang mengalir tenang, suara gemericik air, dan kicauan burung di pepohonan menjadi melodi yang menenangkan setiap harinya. Namun, ketenangan sore itu mendadak terusik. Matanya menangkap sesuatu yang tidak biasa. Di antara tumpukan batu dan ranting-ranting pohon yang tersangkut di tepian, ia melihat sebuah kotak kayu usang berwarna cokelat gelap. Kotak itu tampak sudah tua, permukaannya ditumbuhi lumut dan sedikit retak. Rasa penasaran yang tak terbendung mendorongnya untuk berdiri dan mendekati kotak itu. "Kotak apa ini?" gumam Ratih pada dirinya sendiri. Ia mengambil kotak itu, membersihkan lumpur yang menempel,...

#69 CERITA HOROR RUMAH ANGKER

Gambar
  RUMAH ANGKER. Udara malam yang lembap terasa dingin menyentuh kulit Aji dan Rina begitu mereka melangkah keluar dari lobi bioskop. Keriuhan dari film horor yang baru saja mereka tonton masih bergaung di telinga, meninggalkan jejak ketegangan yang justru terasa memabukkan. Mereka berjalan menuju parkiran motor sambil sesekali saling mencandai, mencoba menirukan adegan-adegan paling menegangkan dari film. "Gila, itu tadi pas hantunya muncul dari balik cermin, aku mau teriak rasanya!" seru Rina, suaranya sedikit tertahan oleh tawa. Ia memeluk erat lengan Aji, mencari kehangatan sekaligus rasa aman. Aji mengangguk, menyeringai. "Padahal itu cuma efek CGI Rin. Tapi dijamin, kalau di tempat aslinya, pasti lebih seru!" Ia berhenti sejenak di samping motornya, menatap Rina dengan mata penuh kilat iseng. "Gimana kalau kita coba sensasi horor yang lebih nyata?" Rina langsung tahu apa maksud Aji. Ia menggeleng cepat. "Nggak ah! Pulang aja Ji. Aku udah ...

#68 CERITA HOROR TAMBAL BAN

Gambar
  TAMBAL BAN. Hujan mengguyur jalan desa dengan deras, menciptakan genangan-genangan gelap yang memantulkan cahaya bulan purnama yang sesekati muncul dari balik awan hitam. Andi (28 tahun), seorang karyawan warung makan yang baru pindah ke daerah ini, menggigil kedinginan di atas motornya. Jaket tipisnya sudah basah kuyup, menempel dingin di kulitnya. "Sialan!"  umpatnya ketika ban belakang motornya masuk ke lubang besar yang tersembunyi di balik genangan air. Suara  "byur"  diikuti desisan panjang—ban langsung kempes. Andi turun dari motor, mengutuk dalam hati. Ia mengeluarkan ponselnya, tapi tidak ada sinyal. Di sekelilingnya hanya ada sawah gelap dan pepohonan yang bergoyang-goyang seperti tangan-tangan raksasa di kegelapan. "Aku harus mencari tempat berteduh,"  pikirnya. Tiba-tiba, dari kejauhan, sebuah cahaya kuning redup berkedip-kedip. Andi menyipitkan mata—sebuah pondok kecil dengan papan reyot bertuliskan *"Tambal Ban - 24 Jam"...